Perayaan Proyek Profil Pelajar Pancasila
Bismillahirrahmanirrahim ….
Alhamdulillahirobbil ‘alamin. SD Islam Al-Falah mulai tahun pelajaran 2021/2022 telah terpilih sebagai salah satu sekolah penggerak dari dua sekolah penggerak yang ada di Kecamatan Pesantren. Sekolah penggerak merupakan sekolah yang ditunjuk sebagai pelopor kurikulum perubahan, yaitu Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan.
Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) dikembangkan sesuai dengan konteks yang diperlukan di satuan pendidikan yang menjalankannya. Dalam hal ini, perlu dilaksanakannya suatu proyek yang mewadahi kebutuhan peserta didik di lingkup satuan pendidikan tersebut. Pelaksanaan kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan profil pelajar pancasila.
SD Islam Al-Falah memilih tema kearifan lokal yang diwujudkan dalam pembelajaran kebudayaan daerah untuk mengawali proyek profil pelajar pancasila yang telah dilaksanakan selama semester gasal tahun pelajaran 2021/2022. Dengan diadakannya kegiatan ini, diharapkan siswa SD Islam Al-Falah dapat mengembangkan kebudayaan daerah sebagai wujud rasa cinta tanah air. Filosofi-filosofi yang terkandung dalam kebudayaan daerah tersebut dapat menjadi pelajaran yang sarat makna bagi siswa SD Islam Al-Falah.
Kebudayaan daerah yang diusung dalam proyek profil pelajar pancasila kali ini adalah pembelajaran tentang lagu-lagu daerah serta penerapan permainan-permainan daerah. Permainan-permainan daerah yang diusung diantaranya, permaian egrang, cuthik bithing, dakon/congklak serta cublek-cublek suweng. Antusiasme tampak di wajah siswa SD Islam Al-Falah ketika melaksanakan kegiatan proyek ini. Salah satu kegiatan yang sangat ditunggu-tunggu baik oleh siswa maupun tenaga pendidik adalah sebuah kegiatan perayaan yang dilaksanakan di akhir pelaksanaan proyek.
Jum’at, 14 Januari 2021 terpilih sebagai hari perayaan proyek pelajar pancasila SD Islam Al-Falah. Perayaan ini dihadiri oleh pengawas sekolah Kecamatan Pesantren dan seluruh siswa dan tenaga pendidik SD Islam Al-Falah Pesantren. Perayaan berjalan dengan sangat meriah. Adanya panggung gebyar seni menjadi salah satu unsur yang menarik perhatian anggota sekolah. Di atas panggung tersebut degelar berbagai pertunjukan-pertunjukan lagu-lagi daerah.
Selain panggung seni, sehari sebelum perayaan telah diadakan lomba permainan tradisional yang diikuti oleh siswa. Permain congklak dan cuthik bithing berhasil membuat siswa ketagihan untuk melakukannya lagi di luar perlombaan. Terlihat beberapa siswa juga tak enggan untuk melakukan permainan tersebut di sela-sela jam istirahat dan pulang sekolah sembari menunggu dijemput untuk pulang. Beberapa siswa juga mengaku melakukan permainan tersebut di rumah. Hal ini sejalan dengan tujuan diadakannya proyek, yaitu melestarikan budaya daerah, mencintai budaya daerah serta mengalihkan dampak negatif dari perkembangan teknologi.